Panduan Orangtua untuk Stop dan Cegah Cyberbullying

Girl being cyberbullied by two other girls on a computer
Klik di sini untuk melihat rangkuman artikel ini
Cara Menghentikan Cyberbullying: Sebuah Rangkuman Singkat

Cyberbullying terjadi saat seseorang berulang kali mengirim atau membagikan konten yang disengaja berbahaya kepada atau tentang korban dari sebuah komputer, HP, atau perangkat lain. Interaksinya bisa berupa pesan, video, foto, atau konten online yang dibagikan.

Jika Anda menyadari adanya perubahan drastis dalam suasana hati, nafsu makan, dan pola tidur anak Anda, mereka menyembunyikan perangkat, atau berhenti melakukan aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati, kemungkinan mereka menjadi target dari online bullying. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menangani masalah ini:

  1. Tetap tenang dan bicara dengan anak Anda untuk memberi dukungan.
  2. Simpan bukti-bukti cyberbullying.
  3. Abaikan dan blokir pelaku bully.
  4. Pasang pengaturan privasi dan parental control supaya lebih aman.
  5. Bantu anak Anda untuk menemukan teman-teman suportif yang akan melindungi mereka.
  6. Ajarkan anak Anda cara-cara untuk menangani stress mereka.
  7. Laporkan aktivitas cyberbullying ke sekolah anak Anda dan orangtua yang lain.

Hal terpenting, tunjukkan contoh positif bagi anak Anda dan ajarkan mereka cara menjadi tangguh dan untuk memandang diri mereka secara positif. Mereka punya banyak hal yang patut dibanggakan dan tidak seorang pun pantas menjadi target penganiayaan di internet.

Ingin tahu lebih banyak tentang cara mencegah cyberbullying dan menjaga anak Anda supaya lebih aman saat online? Baca artikel lengkap di bawah ini!

Statistik cyberbullying dari sebuah studi PEW Research melaporkan bahwa 59% remaja di Amerika Serikat mengatakan mereka pernah dibully atau diganggu di internet. Ini bukan hanya terjadi pada anak-anak di Amerika. Menurut polling Unicef, satu dari tiga orang muda berumur 13-24 tahun di 30 negara telah mengalami online bullying. Akibat penyebaran luas penggunaan teknologi saat ini, anak-anak dan remaja lebih beresiko mengalami cyberbullying dibanding sebelumnya.

Meskipun pelaku cyberbully sering kali bersembunyi di balik layar dan username mereka, orangtua bisa menangani cyberbullying, dan bahkan membantu mencegahnya sebelum terjadi. Langkah pertama bagi orangtua adalah dengan mempersiapkan informasi yang relevan. Pahami pengertian cyberbullying lalu Anda bisa mengambil langkah-langkah untuk ikut campur, melaporkan, dan mencegah kegiatan online bullying.

Apa itu Cyberbullying?

Sad crying emoji on a screenThe Cyberbullying Research Center mengartikan cyberbullying sebagai “kegiatan menyakiti yang disengaja dan dilakukan berulang kali melalui penggunaan komputer, HP, dan perangkat elektronik lainnya.” Interaksi ini sering kali berakibat pada penghinaan korban. Kegiatannya disengaja dan dilakukan terus-menerus; korban akan merasa tidak ada tempat yang aman dari cyberbully.

Karakteristik cyberbullying

Ada beberapa karakteristik penting untuk membantu orangtua dalam menentukan apakah sebuah kegiatan online termasuk dalam interaksi cyberbullying. Bagi interaksi online untuk dianggap sebagai cyberbullying, maka harus:

  • Bertujuan: kegiatan cyberbullying dilakukan dengan niat untuk menyakiti.
  • Berulang kali: kasus cyberbullying selalu melibatkan beberapa insiden perilaku bullying.
  • Berbahaya: korban disakiti oleh pelaku bully.
  • Terjadi pada sebuah perangkat: cyberbullying terjadi di HP, komputer, perangkat gaming, atau perangkat elektronik lain.

Pelaku cyberbully dan target mereka berada dalam sebuah hubungan yang disfungsional. Ada pola perilaku online bullying yang terjadi seiring berjalannya waktu dan harus dihentikan.

Kapan dan di mana cyberbullying paling sering dialami?

Mengingat cyberbullying terjadi secara online via perangkat elektronik, para korban bisa merasa bahwa mereka tidak bisa menghindarinya. Setiap kali mereka membuka HP dan masuk ke akun media sosial mereka, mereka mungkin langsung melihat serangan. Cyberbullying sering kali terjadi:

  • Di situs media sosial
  • Melalui pesan teks
  • Di aplikasi messaging online
  • Di forum dan ruang chat
  • Via email
  • Selama gaming online
  • Di live stream video

Pelaku cyberbully bisa menguntit atau mengganggu korban mereka melalui cara-cara elektronik yang sebelumnya tidak ada. Dengan online bullying, tidak ada jejak fisik seperti mata atau bibir yang lebam. Namun bukan itu saja perbedaan antara kegiatan bullying langsung yang tradisional dan cyberbullying terhadap remaja dan anak-anak saat ini.

Perbedaan Antara Online Bullying dan Bullying Langsung

Sebuah studi PEW Research Center mengatakan bahwa, saat anak sampai pada masa remaja, 45% anak-anak hampir selalu berada di internet. Ini memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi pelaku online bullying untuk mengincar korban. Cyberbullying menghapus beberapa batasan yang dibutuhkan di kasus bullying tradisional, sehingga kegiatannya bisa terus-menerus dilakukan dan lebih sulit untuk dicegah.

Cyberbullying berbeda dari kasus bullying tradisional atau langsung dalam beberapa hal:

  • Tidak membutuhkan kontak langsung — bisa terjadi dari jauh.
  • Bisa terjadi kapan saja, di mana saja (termasuk rumah anak Anda, di perangkat pribadi mereka).
  • Kontak dengan pelaku bully sering kali terjadi secara anonim, sehingga lebih sulit untuk disadari atau ditangani.
  • Jangkauannya bisa besar: video atau foto bisa viral di internet.
  • Konten yang dibagikan oleh pelaku cyberbully akan selalu ada di internet.
  • Kegiatannya melukai semua orang yang terlibat, termasuk reputasi pelaku cyberbully.

Di atas itu semua, cyberbullying bisa terjadi terhadap siapa pun. Saat Anda membuang semua batasan ruang fisik, siapa pun bisa menjadi target.

Cara Mengetahui Saat Anak Anda Mengalami Cyberbully

Menurut Security.org, 44% dari seluruh pengguna internet telah mengalami beberapa bentuk penganiayaan online. Saat perilaku negatif ini terus terjadi, kegiatannya menjadi cyberbullying, yang punya pengaruh jangka panjang dan membuat trauma.

Anak-anak korban cyberbully sering kali kesulitan untuk bicara dengan orang dewasa tentang hal yang sedang mereka alami. Mereka merasa dihina, atau mereka khawatir tidak akan diberikan lagi hak untuk menggunakan HP atau internet. Cyberbullying mempengaruhi anak-anak dan remaja melalui beragam cara, tapi hampir semua target online bullying mengalami stress. Orangtua harus cermat mengamati perilaku anak mereka untuk melihat jika ada suatu hal yang salah.

Tanda-tanda cyberbullying

Beberapa tanda cyberbullying termasuk:

Infographic showing common symptoms of cyberbullying

  • Perubahan nafsu makan
  • Perubahan perilaku online (durasi main internet yang lebih banyak atau sedikit, diam-diam merahasiakan aktivitas mereka, menutupi atau menyembunyikan perangkat mereka di sekitar orangtua)
  • Perubahan pola tidur akibat stress dan keresahan
  • Perubahan drastis mood termasuk sedih dan depresi
  • Enggan pergi ke sekolah karena takut bertemu pelaku bully atau merasa malu akan hal yang sudah dilihat orang lain di internet
  • Menghabiskan waktu yang lebih sedikit dengan teman dan keluarga
  • Nilai atau partisipasi yang menurun dalam aktivitas, biasanya karena stress, resah, atau depresi
  • Merasa sakit secara fisik, contohnya, akibat sakit perut atau pusing yang dipicu stress

Perubahan perilaku seperti ini bisa memberi tanda kepada orangtua bahwa ada sesuatu yang salah dengan anak mereka. Semakin cepat orangtua menyadari tandanya, semakin cepat mereka dapat campur tangan dan mencegah kerugian yang lebih banyak.

Apa kegiatannya mengejek atau bullying?

Bisa jadi hal yang sulit untuk mengenali cyberbullying. Interaksi antara dua anak bisa dimulai dengan ejekan lalu berubah menjadi hubungan cyberbullying. Mengejek itu biasanya hanya untuk main-main dan bahkan membantu anak-anak untuk lebih dekat atau menjadi cara mereka belajar menangani kritik konstruktif.

Namun, saat seseorang mengejek untuk menyakiti orang lain secara berulang kali, hal ini berubah menjadi kegiatan bullying. Anda bisa tanya anak Anda beberapa pertanyaan spesifik untuk menentukan apakah mereka mengalami pengejekan antar teman atau (cyber)bullying:

  • Apa anak-anak yang mengejekmu itu teman-temanmu?
  • Apa kamu suka saat mereka mengejekmu?
  • Apa kamu mengejek mereka juga?
  • Kalau kamu minta mereka berhenti mengejek, apa mereka mendengarkan?
  • Kalau kamu bilang mereka menyakiti perasaanmu, apa mereka akan meminta maaf?

Jika anak Anda merespon “tidak,” atau tidak yakin dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda mungkin perlu mencari tahu lebih lanjut tentang insidennya. Lalu, Anda bisa menentukan apakah itu merupakan kasus saling ejek antara teman biasa atau kasus bullying yang berbahaya.

Tantangan Orangtua dalam Menangani Cyberbullying

Screen With Exclamation Mark

Tantangan pertama dalam mengatasi cyberbullying adalah tahu kapan anak Anda dibully. Tantangan kedua adalah cara menanggapinya. Sifat teknis dari cyberbullying membuat penanganan isu ini jauh dari kata mudah bagi orangtua yang berniat baik.

Pertama, bisa jadi sulit untuk menangani pelaku bully. Pelaku sering kali tidak terlihat atau anonim saat online.

Kedua, jika cyberbullying melibatkan murid-murid, bisa jadi tidak jelas siapa—dan sampai pada titik mana—mereka bertanggung jawab untuk menyelesaikan isu ini. Selain itu, mungkin tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas penyalahgunaan teknologi.

  • Orangtua sering kali merasa mereka tidak punya waktu untuk belajar tentang atau berurusan dengan teknologi.
  • Guru tidak tahu kapan mereka harus ikut campur dalam situasi yang terjadi di luar sekolah namun melibatkan murid-murid.
  • Penegak hukum hanya akan terlibat jika ada bukti konkrit terjadinya sebuah kejahatan.

Tantangan-tantangan ini bisa jadi menakutkan. Namun, sedikit demi sedikit, orangtua bisa menyusun solusi dengan anak mereka (serta dengan orangtua lain, guru, atau administrator sekolah jika diperlukan) yang akan menghentikan bullying dan mencegah serangan lebih lanjut.

Hal yang Dilakukan Jika Anak Anda Korban Cyberbully

Satu dari lima murid (berumur 12-18 tahun) pernah dibully selama masa sekolah. Sering kali, tergantung pada Anda, pihak orangtua, untuk mengatasi isu online apa pun yang muncul. Jangan harapkan pihak sekolah atau orangtua lain untuk ikut campur dalam kegiatan online yang bermasalah, khususnya di tahapan awal. Mulai dengan mengambil langkah-langkah untuk menengahi situasi.

Jika anak Anda mengalami cyberbullying, ambil langkah-langkah berikut:

Infographic with tips on how to deal with cyberbullying

Masing-masing langkah akan dibahas secara lebih lanjut di bawah ini.

1. Bicara dengan anak Anda

Tahap pertama dalam menangani cyberbullying adalah berbicara dengan anak Anda secara tenang, tanpa prasangka atau emosi berlebihan. Jika Anda merasa marah, tunggu sampai Anda tenang untuk bicara dengan anak Anda supaya bisa melihat situasi secara objektif. Lalu, mulai percakapan yang suportif dan meyakinkan dengan anak Anda.

Berikut beberapa tips untuk bicara dengan anak Anda saat mereka telah jadi korban cyberbullying:

  • Bantu anak Anda memahami bahwa ini bukan salah mereka. Mereka punya banyak hal positif tentang diri mereka yang patut dibanggakan.
  • Libatkan anak Anda dalam proses resolusinya. Bicara dengan mereka tentang langkah-langkah yang akan Anda ambil sebagai orangtua dan hal yang dapat mereka lakukan. Dengan begini, mereka tidak akan merasa diasingkan, atau seakan-akan mereka telah melakukan kesalahan. Saat mereka melalui prosesnya dengan Anda, mereka bahkan bisa belajar cara menangani kasus cyberbullying untuk ke depannya: siapa yang harus diajak bicara, situs apa yang harus dihindari, dan cara memasang pengaturan privasi.
  • Tegaskan bahwa balas dendam terhadap pelaku bully bukan ide yang bagus. Justru bisa membuat masalahnya semakin buruk bagi semua pihak yang terlibat.

2. Simpan bukti cyberbullying

Sebelum Anda atau anak Anda menghapus konten cyberbullying, simpan dulu sebagai bukti. Hal ini bisa berguna untuk tahapan proses nantinya – khususnya jika bullying tidak berhenti. Screenshot dan pastikan untuk mengunduh pesan, gambar, dan video jika memungkinkan. Lalu simpan, print, atau masukkan ke file private di komputer Anda untuk jaga-jaga jika kasus bullying meningkat dan pihak lain, seperti penegak hukum harus terlibat.

Pastikan file-file ini disimpan secara aman. Anda tidak ingin kehilangan filenya karena lupa membuat salinan file. Anda juga ingin pastikan bahwa tidak ada orang lain yang punya akses ke file tersebut tanpa izin Anda, karena bisa sangat merugikan bagi anak Anda. Anda bisa baca artikel kami tentang membuat salinan data Anda di beragam perangkat untuk tips dan panduan caranya.

3. Abaikan dan blokir pelaku bully

Jangan biarkan kurangnya pengalaman Anda dengan teknologi mencegah Anda dalam mengambil tindakan untuk melawan cyberbullying. Sebenarnya relatif mudah untuk langsung membuat perubahan pada perangkat anak Anda.

Mulai dengan memblokir kontak apa pun yang terlibat dalam cyberbullying, sehingga mereka tidak bisa menghubungi anak Anda lagi di internet. Bahkan jika pelaku cyberbully anonim, Anda tetap bisa memblokir pengguna supaya tidak menghubungi anak Anda di aplikasi-aplikasi yang memiliki fitur keamanan. Jika anak Anda menggunakan Reddit atau platform lain yang tidak diawasi, pastikan Anda memahami resiko keamanannya juga.

Setelah konten disimpan atau dicatat sebagai bukti (jika dibutuhkan), hapus informasi berbahaya tersebut dari aplikasi dan perangkat anak Anda. Jika pelaku cyberbully merupakan teman sekelas mereka, Anda bisa melaporkan perilaku ini ke pihak sekolah setelah memblokir pelaku. Langkah ini dibahas secara lebih merinci di bawah.

4. Pasang pengaturan privasi dan parental control yang tepat

Di samping memblokir pelaku bully, Anda juga bisa lebih jeli melihat pengaturan privasi akun-akun online anak Anda. Pengaturannya, serta parental control dan perangkat lunak keamanan keluarga, dapat meningkatkan privasi dan keamanan online anak Anda.

Selain pengaturan privasi, Anda mungkin juga ingin mempertimbangkan penggunaan perangkat lunak parental control. Cara Anda menggunakan parental control akan bergantung pada umur anak Anda. Remaja mungkin tidak masalah dengan adanya pemeriksaan sesekali yang tidak membutuhkan perangkat lunak tambahan apa pun. Jika ingin memasang beberapa parental control yang lebih ketat dan mengawasi aktivitas online anak Anda, aplikasi keamanan keluarga mungkin bisa berguna.

Perangkat lunak parental control, seperti aplikasi Bark, bisa membantu Anda dalam memblokir situs, menyaring konten, dan mengawasi aktivitas online anak Anda untuk memastikan pelaku bully tidak menghubungi mereka. Ini bisa jadi solusi yang bagus khususnya bagi anak-anak yang lebih muda dan remaja.

Apa pun upaya keamanan dan privasi yang Anda ambil, mereka harus tidak terlihat sebagai sebuah bentuk hukuman. Pastikan anak Anda tahu bahwa ada cara untuk menyediakan lingkungan di mana mereka bisa merasa aman. Lebih dari itu, jujur dengan anak Anda: jelaskan secara pasti apa yang bisa Anda lihat dari kegiatan mereka di internet. Pastikan mereka merasa terlindungi, bukannya merasa dimata-matai.

5. Bantu anak Anda dalam menemukan teman yang suportif

Statistik cyberbullying menunjukkan bahwa lebih dari setengah (57%) kasus bullying berhenti setelah seorang teman ikut campur. Pelaku bully sering kali berhenti saat sekelompok teman melindungi target mereka. Teman-teman juga bisa membantu menyimpan bukti, melaporkan perilaku buruk tersebut, dan membuat korban merasa tidak diasingkan.

Supaya bisa sampai pada tahap ini, anak Anda harus merasa bahwa mereka bisa percaya dengan teman mereka dan punya kemungkinan untuk meminta bantuan temannya. Tergantung pada umur anak Anda, Anda bisa secara aktif membantu mereka dengan menghubungi orangtua teman mereka dan mengatur aktivitas bersama yang seru, atau secara pasif menganjurkan anak Anda untuk memulai kontak dan berbicara tentang pertemanan mereka secara terbuka.

6. Ajarkan anak Anda cara menangani stress

Menjadi korban dari online bullying bisa membuat seseorang sangat stress. Anjurkan anak Anda untuk meluangkan waktu supaya bisa menikmati hal-hal yang mereka suka, seperti menghabiskan waktu dengan teman-teman mereka yang suportif, pergi ke taman, main sepeda, yoga, atau berolahraga. Aktivitas-aktivitas ini mengeluarkan endorphin, membangun rasa percaya diri, mengurangi resiko depresi, dan mengingatkan anak-anak bahwa masih banyak hal lain dalam hidup mereka dibanding masalah yang sedang terjadi di internet.

7. Laporkan aktivitas cyberbullying

Berdasarkan tingkat keseriusan situasinya, Anda mungkin perlu melaporkannya. Ada beberapa otoritas yang perlu tahu mengenai cyberbullying, tergantung pada tempat terjadinya bullying dan siapa pelaku bully (teman sekelas atau orang asing di internet).

Anda mungkin perlu melaporkan online bullying ke salah satu pihak otoritas berikut:

  • Sekolah anak Anda: Jika anak Anda mengalami cyberbullying oleh teman sekelasnya, laporkan ke pihak sekolah. Dengan begitu, mereka bisa membantu penanganan isu dan menyediakan dukungan. Pihak direktur IT mungkin memasang pengaturan keamanan tambahan di perangkat sekolah. Administrator sekolah bisa menjelaskan konsekuensi bullying di sekolah. Jika guru kurang yakin akan langkah-langkah yang harus diambil dengan murid, ada program-program yang bisa membantu orangtua dan guru untuk memahami keamanan digital melalui diskusi, sumber daya, dan alat-alat yang ada.
  • Orangtua yang lain: Jika Anda tahu pelaku bully-nya, Anda bisa bekerjasama dengan orangtua lain untuk membuat rencana resolusi dan memastikan perkembangan rencana tersebut.
  • Aplikasi media sosial: Mau pelaku cyberbully itu dapat dikenali atau sepenuhnya anonim, orangtua dan remaja bisa melaporkan pengguna dengan menggunakan fitur-fitur pada situs atau aplikasi media sosial tempat online bullying terjadi. Contohnya, fitur mode keamanan baru di Twitter memungkinkan pengguna untuk melaporkan konten yang berbahaya. Twitter lalu bisa melakukan investigasi terhadap situasi tersebut dan kemungkinan memblokir penggunanya. The Cyberbullying Research Center telah membuat daftar berisi jaringan online gaming, perusahaan media sosial, dan sistus lain yang punya opsi untuk melaporkan perilaku berbahaya.
  • Pihak kepolisian: Jika ada ancaman terhadap keamanan pribadi anak Anda, sebaiknya Anda hubungi pihak kepolisian.

Hal yang Dilakukan Jika Anak Anda Melakukan Cyberbullying ke Orang Lain

Jika Anda menemukan bahwa anak Anda ternyata melakukan cyberbullying ke orang lain, Anda perlu meresponnya secara tenang dan cepat. Respon yang tepat dan cepat akan mengurangi kerugian lanjutan terhadap korban dan anak Anda. Berikut cara Anda perlu merespon jika anak Anda adalah pelaku cyberbully:

Infographic on How to deal with your child cyberbullying others

1. Tetap tenang

Cobalah untuk tidak menghakimi anak Anda. Jika mereka merasa dihakimi secara keras, mereka mungkin akan marah atau menjadi tidak kooperatif dalam penyelesaian masalah. Pastikan Anda sudah tenang sebelum memulai percakapan dengan anak Anda. Lebih baik untuk menenangkan diri beberapa menit dibanding langsung berbicara dalam keadaan emosi dan tidak produktif. Tujuan percakapan Anda seharusnya adalah untuk menciptakan pemahaman dan mencari solusi bersama.

2. Selidiki situasinya

Beri anak Anda kesempatan untuk menjelaskan masalahnya dengan Anda. Coba untuk pahami masalahnya dari perspektif mereka. Mungkin mereka telah disakiti oleh orang lain atau sedang merasa stress, sehingga mereka melampiaskan amarah dan ketakutannya kepada orang lain. Mereka mungkin mengalami peer pressure atau tidak mengerti isyarat sosial saat perilakunya sudah melampaui batas. Jika Anda memahami akar permasalahannya, Anda bisa dengan lebih baik membatasi perilaku bullying tersebut.

Anda juga bisa selidiki lebih lanjut situasinya dengan bertanya pertanyaan seperti:

  • Apa alasan cyberbullying ini terjadi?
  • Sudah berapa lama ini terjadi?
  • Siapa korban cyberbully dan siapa pelaku lain bullying ini?
  • Apa yang sudah dilakukan terhadap korban dan apa bisa kamu tunjukkan kontennya?

Kemungkinannya Anda tidak akan langsung mendapat jawaban, atau bahkan sama sekali tidak mendapat jawaban. Dalam kasus seperti ini, Anda perlu memikirkan siapa saja teman mereka, hal-hal yang mengganggu mereka, atau kejadian pemicu stress apa yang baru saja terjadi. Ini dapat memberi konteks tentang perilaku cyberbullying yang dilakukan.

3. Stop the online bullying

Cara Anda menghentikan bullying akan berbeda tergantung pada tingkat cyberbullying, siapa yang jadi korban bully, dan konsekuensi yang sesuai dengan umur. Ada empat langkah utama untuk menghentikan cyberbullying anak Anda:

  1. Bicara dengan anak Anda tentang cyberbullying. Jelaskan bahwa bukan berarti mereka adalah seorang bully, tapi bahwa perilaku mereka itu bermasalah. Mereka bisa mengubah perilaku mereka dan membuat pilihan yang lebih baik ke depannya. Tunjukkan contoh-contoh dari konsekuensi cyberbullying. Anda bisa google berita-berita terkait atau membahas pengalaman pribadi Anda. Ini juga bisa menghasilkan rasa empati, yang akan kami bahas lebih dalam nanti.
  2. Pasang pengaturan privasi dan control yang lebih ketat pada perangkat. Pastikan bahwa Anda mengetahui aktivitas anak Anda di internet, sehingga Anda bisa pastikan kegiatan bullying mereka berhenti. Anda bisa melakukannya dengan mencatat kata sandi anak Anda dan secara rutin memeriksa akun mereka, atau dengan memasang aplikasi keamanan keluarga untuk melacak aktivitas anak atau remaja. Sayangnya, anak-anak sering kali lebih ahli teknologi dibanding orangtua mereka dan bisa dengan cepat mematikan pengaturan tersebut. Perangkat lunak parental control mungkin lebih efektif dalam mengawasi aktivitas anak-anak.
  3. Tentukan konsekuensinya. Putuskan jenis konsekuensi apa yang sesuai dengan tingkat keseriusan perilaku mereka. Ini mungkin mencakup penyitaan perangkat mereka atau pelarangan akses ke aplikasi-aplikasi tertentu. Setelah anak Anda membuktikan bahwa mereka bisa kembali menunjukkan perilaku yang sopan, Anda bisa mempertimbangkan kembali hak mereka.
  4. Laporkan. Jika bullying melibatkan seorang teman kelas, Anda perlu melaporkannya ke pihak sekolah supaya perilaku tersebut diawasi dan dihentikan di sana juga. Lalu laporkan dan hapus juga semua pesan, gambar, dan unggahan yang termasuk cyberbullying di situs media sosial, jaringan gaming, atau aplikasi apa pun. Dengan begitu, pihak perusahaan sendiri bisa merespon sesuai dengan kebijakan mereka. Dengan melapor, Anda melindungi anak-anak lain supaya tidak jadi korban dan menunjukkan kepada anak Anda bahwa semua orang, termasuk situs-situs favorit mereka seperti Instagram, menganggap masalah ini sangat serius.
  5. Lanjut awasi aktivitas dan periksa keadaan. Setiap anak itu berbeda. Jika Anda mengatasi akar permasalahan bullying, ada kemungkinan bagi perilaku itu untuk sepenuhnya berhenti. Dalam kasus-kasus yang lebih sulit, langkah-langkah lebih lanjut mungkin perlu dilakukan. Anda mungkin perlu mempertimbangkan peningkatan batasan penggunaan perangkat atau meminta bantuan dari para ahli seperti ahli terapi, administrator sekolah, atau advokat anti-bullying.

4. Usahakan untuk menarik banyak empati guna mencegah kerugian lebih lanjut

Anak-anak membuat kesalahan. Tetap saja, anak Anda harus paham seberapa serius kasus bullying itu sebenarnya. Pembatasan aktivitas online atau akses ke situs media sosial tidak selalu bisa menghentikan perilaku mereka. Terkadang, anak-anak perlu mencari tahu sendiri untuk benar-benar paham. Cara yang bagus untuk melakukan ini adalah dengan menempatkan mereka pada sebuah situasi baru yang menghasilkan rasa empati dan menantang kepercayaan atau perilaku mereka. Berikut beberapa tips untuk menarik lebih banyak rasa empati dari anak Anda:

  • Tunjukkan contoh-contoh kasus cyberbullying yang menyakiti orang-orang. Seperti yang disebutkan sebelumnya, berita-berita bisa membantu. The New York Times punya bagian tersendiri yang khusus ditujukan untuk cerita-cerita cyberbullying.
  • Tempatkan anak Anda dalam situasi baru yang mungkin membantu mereka untuk mempunyai rasa empati yang lebih banyak. Ini bisa jadi proyek pelayanan masyarakat, trip misionaris, kesempatan menjadi sukarelawan, atau aktivitas lain yang menunjukkan perspektif-perspektif unik. Ini akan melatih mereka untuk berpikir bahwa setiap orang memiliki beban dan kesulitan hidup masing-masing.
  • Sewa layanan ahli terapi anak atau keluarga yang bisa menyediakan perspektif profesional terkait perilaku cyberbullying anak Anda.

Cara Orangtua Bisa Membantu Pencegahan Cyberbullying

Sering kali, saat orangtua tahu bahwa anak mereka telah menjadi korban cyberbully, sudah terlanjur ada kerugian. Cara terbaik untuk menjaga keamanan anak Anda saat online adalah dengan mengambil langkah-langkah guna mencegah cyberbullying sebelum itu terjadi:

Infographic showing ways to prevent cyberbullying from happening

1. Bantu anak Anda supaya bisa tangguh saat online dan offline

Semua orang akan mendapat perilaku yang tidak sopan atau menyakitkan selama hidup mereka. Jika anak Anda tidak merasa sakit hati atas komentar-komentar tersebut karena mereka paham akan harga diri mereka, pelaku bully akan kesulitan untuk mempengaruhi mereka. Ini alasan pentingnya membangun ketangguhan. Berikut beberapa cara Anda bisa membantunya:

  • Tunjukkan contoh yang positif. Jika Anda adalah target dari sebuah komentar negatif, tunjukkan kepada anak Anda cara mengabaikannya, menanggapinya secara sopan, dan bicara dengan orang lain yang suportif tentang perasaan Anda. Tunjukkan ke anak Anda bahwa hal-hal buruk yang dikatakan atau dilakukan orang lain mungkin membuat Anda merasa sedih, tapi tidak akan mengurangi harga diri dan jati diri Anda. Lalu, cobalah terbuka dengan anak Anda. Akui saat Anda melakukan kesalahan dan tunjukkan cara bertanggung jawab dibanding menyembunyikannya.
  • Cari karakter film atau buku yang relevan dengan situasi mereka. Khususnya bagi anak-anak yang lebih muda, cerita fiksi menunjukkan cara untuk menangani beragam masalah. Anda bisa menggunakan cerita favorit anak Anda untuk menunjukkan cara tokoh protagonisnya mengatasi tantangan yang menyakitkan.
  • Bantu mereka membuat mantra positif tentang diri mereka dan sebut mantra itu bersama-sama setiap hari di depan cermin: Anda mungkin memilih kalimat seperti, “Aku kuat. Aku orang yang baik. Aku pintar dan aku berani membela orang lain!”
  • Latihan yoga atau meditasi bersama. Skill seperti ini bisa membantu mengurangi rasa resah dan membangun rasa percaya diri serta ketangguhan anak Anda sekaligus.

2. Tunjukkan contoh asli kasus cyberbullying

Membangun rasa empati mungkin bisa membantu seseorang yang melakukan cyberbully kepada orang lain untuk mengubah perilaku mereka, tapi ini juga bisa mencegah terjadinya perilaku itu dari awal. Cyberbullying atau penganiayaan online sering kali dibahas di berita. Lain kali saat Anda melihat atau mendengar cerita seperti ini, ambil kesempatan untuk berbicara tentang konsekuensi dari cyberbullying dengan anak Anda.

3. Perhatikan dan terlibat dalam aktivitas online mereka

Komunikasi adalah kunci. Bicara dengan anak Anda secara rutin tentang apa yang sedang terjadi dalam hidup mereka. Anda bisa bertanya tentang aplikasi yang mereka gunakan di internet, siapa yang berhubungan dengan mereka, dan siapa yang main game dengan mereka. Anda mungkin bahkan bisa mencoba bersama-sama main game favorit mereka, supaya Anda mendapat gambaran tentang hobi anak Anda dan jadi mengenal cara kerjanya.

Jika Anda menunjukkan ketertarikan dengan aktivitas mereka, anak Anda kemungkinan akan merasa nyaman dan cukup aman untuk bicara dengan Anda tentang masalah apa pun. Jika ada situasi di sekolah atau di rumah yang membuat mereka beresiko jadi korban bully atau menjadi pelaku online bullying, mereka mungkin akan menceritakannya ke Anda, sehingga Anda bisa membantu mengatasi masalah mereka.

Cyberbullying: Bagaimana Caranya Membantu Anak Anda?

Cyberbullying adalah pengalaman yang rumit dan membuat frustrasi semua pihak yang terlibat. Teknologi baru muncul setiap hari dan anak-anak menghabiskan semakin banyak waktu di internet, sehingga sulit untuk memahami semuanya. Ini alasan kami merancang panduan pencegahan cyberbullying bagi orangtua dengan tips dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membantu orangtua dalam mencegah atau merespon kasus cyberbullying. Sedikit demi sedikit, keluarga bisa menjadikan internet tempat yang lebih aman dan inklusif untuk semua orang.

Untuk bantuan atau informasi perihal tempat melapor kegiatan bullying, kunjungi sumber-sumber anti-bullying berikut ini:

Untuk tahu lebih lanjut tentang cara menjaga keamanan online anak Anda, baca panduan definitif kami tentang keamanan online anak-anak!

Cyberbullying: FAQ

Punya pertanyaan lain tentang cyberbullying? Baca bagian FAQ kami untuk tahu lebih lanjut tentang online bullying.

Alasan-alasan cyberbullying beragam untuk setiap orang. Beberapa pelaku bully adalah korban kekerasan juga dan menggunakan cyberbullying sebagai cara untuk punya kekuatan atau kekuasaan. Bagi orang lain, ini adalah hasil dari peer pressure atau ketidakmampuan untuk membaca isyarat sosial saat perilakunya sudah melampaui batas.

Efek dari cyberbullying bisa berjangka panjang dan berakibat pada stress fisik, emosional, dan psikologis termasuk:

  • menurunnya nilai
  • sakit fisik, seperti pusing
  • perubahan mood seperti rasa resah atau depresi
  • nafsu makan yang melebihi atau kurang dibanding biasanya
  • perubahan pola tidur

Penting untuk menghentikan online bullying secepat mungkin setelah Anda menyadarinya, dan hubungi teman yang bisa dipercaya atau orang dewasa untuk membantu.

The Cyberbullying Research Center mengartikan cyberbullying sebagai “kegiatan menyakiti yang disengaja dan dilakukan berulang kali melalui penggunaan komputer, HP, dan perangkat elektronik lain.” Hal ini sering kali berakibat pada penghinaan korban dan bisa punya konsekuensi jangka panjang.

Keseluruhan dari lima puluh negara bagian di Amerika Serikat punya peraturan yang mengatasi online bullying, tergantung pada jenis perilakunya. Ini bukan berarti Anda sebaiknya langsung melapor ke pihak kepolisian untuk setiap kasus cyberbullying yang Anda temukan. Jika merasa anak Anda sedang mengalami cyberbullying atau terlibat dalam kegiatan cyberbullying, langkah pertama Anda adalah berbicara dengan mereka secara tenang. Cari tahu lebih lanjut tentang situasinya sebelum melibatkan pihak penegak hukum.

Orangtua dan anak-anak bisa mengambil langkah-langkah untuk menghentikan cyberbullying dan mencegah kerugian lebih lanjut.

  1. Bicarakan situasinya. Jika Anda mengalami online bullying, beri tahu seorang teman atau orang dewasa yang Anda percaya.
  2. Lindungi perangkat Anda. Sebaiknya Anda memblokir kontak pelaku, menghapus aplikasi, dan memasang fitur-fitur keamanan untuk mencegah interaksi yang berbahaya.
  3. Laporkan kasus cyberbullying. Laporkan kasus cyberbullying menggunakan fitur-fitur di dalam aplikasi jika tersedia. Jika pelaku bully merupakan seorang teman kelas, laporkan ke pihak sekolah. Jika cyberbullying melibatkan ancaman terhadap keamanan pribadi, sebaiknya dilaporkan ke pihak kepolisian.
  4. Ambil waktu rehat. Pertimbangkan keputusan untuk mengambil waktu rehat dari situs media sosial atau cari cara lain untuk menangani stress.
International security coordinator
Marko has a Bachelor's degree in Computer and Information Sciences. He coordinates and manages VPNOverview.com's team of international VPN researchers and writers.
Kumpulkan sebuah komentar
Kumpulkan sebuah komentar